Translate to

Tuesday, March 19, 2013

Mengapa Jatuh?

Orang selalu bertanya mengapa ia jatuh dan apakah Tuhan ada di sebaliknya? Keinginan manusia untuk memiliki kebahagiaan selalu didasari oleh 2 hal menurut Aristoteles yaitu Internal dan Eksternal nilai ini bekerja di dalam diri manusia dan menyebabkan manusia selalu ingin bahagia Jika ini merusak salag satu nilainya, kecenderungan manusia adalah pergi dan menjauh.

Kejatuhan selalu didukai bahkan dianggap sebagai malapetaka
Sekaeang penulis berada di jalan menuju Bali dan yang penulis inginkan adalah bagaimana membumuh kemacetan,mau membunuh rasa tidak enak dan inginnya cepat kuluar dari keadaan tidak enak.

Lalu bagaimana pandangan agama sendiri. Pandangan aalah satu dokumen gereja yaitu solucitudo rei socialis mengatakan bahwa penderitaan kita merupakan penyatuan korban Kristus di altar.

Namun sebagai manusia pasti kita ingin lari menyudahi seluruh keausahan. Ya itu persis yang talcott parsons katakan bahwa itu adalah mekanisme fungsional atau AGIL salah satu konsep yamg saya ingat yaitu adaptasi. Memang adaptasi diperlukan di dalam persaingan hidup ini

Kaitan antara Kristus dan adaptasi adalah bahwa hidup haruslah diusahalan di dalam Allah. Memang terdengar terlalu suci. Namun orang yang tidak beragama atau beriman lebih jahat dari seorang pemerkosa beragama. Hidup dijiwai dengan makna

Tentang Saya

My photo
Dimensi kosmos yang ingin mengembangkan horizonnya

Pengunjung Berasal