Translate to

Tuesday, March 19, 2013

Mengapa Jatuh?

Orang selalu bertanya mengapa ia jatuh dan apakah Tuhan ada di sebaliknya? Keinginan manusia untuk memiliki kebahagiaan selalu didasari oleh 2 hal menurut Aristoteles yaitu Internal dan Eksternal nilai ini bekerja di dalam diri manusia dan menyebabkan manusia selalu ingin bahagia Jika ini merusak salag satu nilainya, kecenderungan manusia adalah pergi dan menjauh.

Kejatuhan selalu didukai bahkan dianggap sebagai malapetaka
Sekaeang penulis berada di jalan menuju Bali dan yang penulis inginkan adalah bagaimana membumuh kemacetan,mau membunuh rasa tidak enak dan inginnya cepat kuluar dari keadaan tidak enak.

Lalu bagaimana pandangan agama sendiri. Pandangan aalah satu dokumen gereja yaitu solucitudo rei socialis mengatakan bahwa penderitaan kita merupakan penyatuan korban Kristus di altar.

Namun sebagai manusia pasti kita ingin lari menyudahi seluruh keausahan. Ya itu persis yang talcott parsons katakan bahwa itu adalah mekanisme fungsional atau AGIL salah satu konsep yamg saya ingat yaitu adaptasi. Memang adaptasi diperlukan di dalam persaingan hidup ini

Kaitan antara Kristus dan adaptasi adalah bahwa hidup haruslah diusahalan di dalam Allah. Memang terdengar terlalu suci. Namun orang yang tidak beragama atau beriman lebih jahat dari seorang pemerkosa beragama. Hidup dijiwai dengan makna

Tuesday, March 12, 2013

Konklaf: Berkat atau Kutuk?

"Konklaf tidak akan sebentar." -Kardinal Donald dari USA-

Percaya atau tidak ini adalah suatu animo masyarakat. Kompas merilis berita ini bahkan media-media ternama meliputnya mulai dari ABC News, BBC News, Al-Jazerra, sampai dengan Antara. Konklaf menjadi suatu kesenangan bagi masyarakat, banyak media yang merilis apakah ini ramalan bahwa konkalf ini akan menjadi yang terakhir atau mungkin saja konklaf ini akan menjadi tanda kiamat dari St. Malachy yang ada di Inggris. Setidaknya itu animo dan persepsi bukan suatu fakta, setidaknya untuk saat ini.

Berbicara mengenai konklaf mata semua orang tertuju, mungkin komenan mengenai konklaf ini bisa saja sampai 3000an komen dan ini adalah tradisi Indonesia mengomentari apa yang sedang hangat dibicarakan. Sebagai fakta saja, salah satu Kardinal asal Indonesia tidak ikut dalam konklaf yaitu Kardinal Darmaatmaja, SJ karena alasan sakit. Jadi apakah konklaf adalah berkat bagi Indonesia?

Banyak masalah yang harus dibicarakan dan juga dituntaskan oleh Gereja Katolik menghadapi tantangan jaman ini mulai dari sekularisme di dalam Gereja sendiri, terutama bagaimana membumikan Allah bagi anak muda, dan bisa saja masalah pelecehan seksual yang dilakukan para pastor di Eropa. Syukur, di Indonesia belum terjadi seperti itu. Dan boleh dikatakan itu adalah berkat bagi kita. Indonesia telah melewati perjalanannya bersama dengan 5 agama dan juga umat kepercayaan lain dan itu sah-sah saja bahwa kadang-kadang konflik ada untuk menjadi integrasi bagi kita

Mungkin, ketika saya mempost ini para Kardinal di bagian Eropa sana sudah duduk di Kapel Silistine. Secara ini adalah bagian antara pemilihan. Mata semua orang tertuju dari semuanya mata Asia, Mata Afrika, mata Amerika. Semua tidak bisa diam sambil menantikan bagaimana wajah dari Paus yang baru. Sambil bisa kita bilang bahwa ini adalah berkat dari budaya manusia

Monday, March 11, 2013

RASA MANUSIA BEBAS

MENJADI MANUSIA YANG BEBAS 

Hanya bisa tertawa, hanya bisa merenung menyaksikan film identity thief movie yang mungkin di bioskop-bioskop belom dirilis pada tahun 2012. Saya baru menontonnya tadi sore, dan bagi saya film itu menjadi suatu perjalanan hati. Wah, bahasanya filosofis ya? Karena film ini bersinopsis sungguh aneh namun nyata. Bayangkan apabila anda dicuri identitas credit card nya dan juga identitas itu digunakan oleh pencuri untuk berfoya-foya sampai 12000 US Dollar dan anda bisa mengampuni. Bingung ya? Kadang, kita hanya bisa menyalahkan suatu peristiwa. Saya tertarik dengan kata-kata seorang pembesar di NAZI yaitu Adolf Hitler. Dia berkata "Banyaknya perbuatan jahat bukan karena orang jahat tetapi bungkamnya orang-orang baik." 

Saya kira, perjuangan menjadi benar-benar manusia yang sadar terhubung dalam jejaring sosial begitu penting. Social Connection itu membuat orang harus sadar dimana ia berada dan ingin kemana dia setelah itu. Dalam dunia sosial pun kita melihat banyak orang dengan berbagai sifat dan kepribadian, pentinglah untuk mengetahui sifat mereka, bagaimana mereka terangsang dengan suatu keputusan, dan reaksi atas keputusan tersebut. Singkatnya, kita harus tahu mengenai kondisi lingkungan dan diri kita.

Hal kedua yang penting adalah mengenai interaksi manusia. Penting untuk dicermati lingkungan menjadi tempat orang dibentuk dan juga diajari melakukan sesuatu. Dalam film thief tersebut pemeran wanita sangat sedih karena harus menemukan realitas dimana ia menpu seorang yang baik hatinya. Dan ini membuatnya tidak karuan dan akhirnya tidak rela menipunya sekali lagi. Pandangan sosiolog mengenai perspektif interaksionalisme benar karena mau tidak mau kepribadian manusia dibentuk oleh lingkungan di sekitarnya

Ajakannya yaitu agar kita mau dan tahu posisi kita dimana. Potensi yang aku punyai dan juga perbedan yang aku miliki dengan yang lain. Toh, bagi saya tidak ada orang yang baik dan jahat, semua berada dalam lingkaran kepentingan. Misalnya aku berinteraksi dengan b karena dia eksis, dia cantik, dan dia manis. Kalau si c itu jelek dan juga tidak eksis makanya lebih baik aku menjauh. Saya kira, sikap seperti itu tidak bijak karena social connection tersebut melekat pada diri manusia dan tugas setiap manusianya membuat seorang manusia menjadi manusia atau tidak.


Tentang Saya

My photo
Dimensi kosmos yang ingin mengembangkan horizonnya

Pengunjung Berasal