Ekaristi. Kata yang memang sering kita dengar. Apa guna dari Ekaristi? Pertanyaan ini sering ada di dalam pikiran. Benarkah Ekaristi hanyalah sebuah ritus upacara? Didalam artikel ini, kita akan membahas bersama tinjauan ekaristi, sehingga keterlibatan Umat Kristiani di ‘dunia’ menjadi suatu hal yang nyata dan konkret
Seperti yang telah kita ketahui bersama, Inti awal dari perayaan Ekaristi adalah suatu misteri Paskah (SC 48). Paskah bagi Umat Kristiani memiliki makna yang penting. Paskah di dalam Perjanjian Lama, dimana Bangsa Israel lepas dari perbudakan di Mesir.Peristiwa lepasnya bangsa Israel bukannya kemerdekaan bagi Israel, tetapi berdasarkan sejarah bangsa Israel berharap bagi kedatangan Mesias yang diurapi, yang bisa melepaskan belenggu Israel dari penjajahan Romawi. Bagi Perjanjian Baru, Paskah merupakan saat dimana Allah menjelma menjadi manusia. Dapat kita lihat bahwa inilah saat dimana Allah menjadi manusia, peristiwa Inkarnasi. Begitu besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal ke dunia (bdk. Yoh 3:16). Yesus yang merupakan tanda pemberian diri kasih antara Allah dengan dunia. Dan Ekaristi yang kita rayakan (buah dari pemberian diri Allah akan dunia) menjadi tanda kasih Allah yang tidak terbatas (Sacramentum Caritatis 1)
Pentaktahan Ekaristi yang menjadi suatu Sakramen Cinta Kasih bagi dunia |
Syukur yang harus diberikan kepada sesama lewat suatu solidaritas sosial. Syukur yang didapatkan dari Ekaristi melewati Yesus. Yesus menarik kita semuakepada diriNya sendiri, perubahan substansial antara Roti dan Anggur menjadi suatu realita kebenaran agar Umat Kristiani mengantar suatu perubahan kepada dunia (Homili Sri Paus Benediktus XVI di Stadion Marienfeld). Keterlibatan kita di dalam dunia, akibat misteri Paskah membuat kita berkarya di tengah masyarakat. Dengan adanya Ekaristi iman kita semakin dikuatkan, dan dengan begitu kita dipersatukan di dalam komunitas-komunitas yang ada. Komunitas atau persekutuan Gerejawi menjadi Corpus Christi, Tubuh Kristus. Dan dengan demikian, Ekaristi ditemukan menjadi hakikat Gereja sebagai misteri persekutuan mesra (Summa Theologiae, St. Thomas Aquino)
Sebagai Saudara dan Saudari yang saling mencintai di dalam Kristus, kita menyadari kebutuhan saudara-saudara kita yang ada di dalam kemiskinan. Dan Gereja berusaha menampilkan wajah Allah. Masih ingatkah, kita dengan Yesus yang makan bersama pemungut cukai? Keterbukaan Yesus, membuat kita sebagai umat Kristiani harus berbuat sesuatu demi semakin terbukanya jalan perdamaian, dan kesejahteraan sosial. Terlebih agar Figura Transit Veritatem, Gambaran diubah menjadi kenyataan.